Sabtu, 24 Juli 2010
Paris - Pemogokan latihan timnas Prancis di Piala Dunia lalu masih terus diperbincangkan. Kiper Hugo Lloris menyebut perilaku itu dipicu oleh sekelompok pemain dan merupakan tindakan yang bodoh.
Para pemain Les Bleus menolak berlatih sebagai sikap protes atas pengusiran Nicolas Anelka oleh pelatih Raymond Domenech, menyusul insiden di dressing room seusai mereka kalah 0-2 dari Meksiko di pertandingan kedua mereka di Afrika Selatan.
"Pemogokan itu keputusan sekelompok orang yang merasa diisolasi, yang merasa tak ada yang melindunginya, dan yang ingin menyampaikan sebuah pesan," ungkap Lloris dalam wawancaranya dengan harian L'Equipe edisi Jumat (24/7/2010).
"Kami berbuat terlalu jauh. Keputusan yang canggung. Sebuah kesalahan besar. Benar-benar bodoh," sambung kiper klub Olympique Lyon tersebut, seperti dilansir AP.
Mantan bek Lilian Thuram, yang saat ini menjadi anggota dewan Federasi Sepakbola Prancis, belum lama ini meminta sejumlah pemain termasuk eks kapten Patrive Evra, untuk tidak pernah lagi membela negaranya karena keputusan mereka mogok.
"Kami lebih terlihat sebagai sebuah tim hanya di dalam bus, bukan di lapangan," sambung Lloris.
"Kami semua ingin memulihkan citra Les Bleus. Saya tidak meminta kami untuk memenangi semuanya. Kamu cuma membuat sebuah upaya, bahwa kami memberikan segalanya."
"Kami harus kembali ke basic, menghormati kostum ini, untuk diri kami sendiri, untuk rekan-rekan setim dan institusi, yaitu tim Prancis."
Lloris, yang sudah 14 kali tampil di ajang internasional dan tetap diyakini bakal bertahan lama sebagai kiper nomor satu Prancis, menerima tuntutan bahwa para pemain wajib memberi jaminan bahwa apa yang terjadi di Afsel takkan pernah terjadi lagi.
"Kami tak ingin merusak diri kami sendiri lagi. Jangan pernah lagi," imbuhnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar