Rabu, 16 Februari 2011

- Eksplosifnya The Lilywhites

Milan - Tottenham Hotspur menunjukkan tajinya di San Siro. Pasukan arahan Harry Redknapp ini tampil eksplosif dan akhirnya pulang ke London dengan membawa kemenangan.

Spurs memang hanya memenangi penguasaan bola sebanyak 44%, yang mana artinya mereka kalah dominan dari Milan. Namun demikian, mereka masih bisa mengandalkan serangan balik untuk menekan pertahanan sang wakil Italia.

The Lilywhites punya sosok Rafael van der Vaart dan Aaron Lennon untuk dijadikan tumpuan serangan dari lini tengah, plus Wilson Palacios yang bertugas menjadi penyeimbang dan petarung di lini kedua. Ketika Van der Vaart digantikan Luka Modric, tugas untuk mengalirkan bola ke depan banyak diberikan kepada Lennon.

Dari Lennon jugalah gol tunggal kemenangan Spurs berasal. Sayap lincah ini sukses melewati Mario Yepes sebelum akhirnya melepaskan umpan kepada Peter Crouch yang kemudian sukses membobol jala Marco Amelia.

"Tottenham sangat baik dalam melakukan serangan balik. Bola banyak jatuh ke kaki (Aaron) Lennon yang sangat cepat. Dia melewati Mario Yepes, dan dari sana akhirnya menjadi dua lawan satu," tutur Amelia di Football Italia.

Dari catatan statistik lainnya, Spurs memang kalah dalam urusan melepas tembakan sepanjang laga. Milan melepaskan 12 tembakan, sementara Spurs "hanya" 9. Tapi coba tengok catatan shots on goal, Milan hanya mencatat tiga, sedangkan Spurs mencatat enam.

Itu artinya, Spurs punya serangan yang lebih efektif dan hanya tiga dari tembakan mereka sepanjang laga yang tidak menemui sasaran. Bandingkan dengan Milan yang jauh lebih banyak membuang peluang.

Hal ini sebenarnya tidak terlalu mengherankan andai kita melihat catatan Spurs di fase grup. Mereka mampu finis di atas juara bertahan Inter Milan, dan lebih hebat lagi, mereka menjadi salah satu tim dengan produktivitas tertinggi selama fase grup--Spurs mencetak 18 gol, sama dengan jumlah yang dimiliki Arsenal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar