Senin, 28 Juni 2010

- Generasi Emas Inggris Selesai

London
- Kegagalan Inggris di Piala Dunia 2010 memunculkan sebuah konklusi yang lahir dari rasa frustrasi: era sebuah generasi emas yang pernah begitu diharapkan, telah berakhir.

Konklusi itu tercermin dari analisis beberapa kolumnis media-media Inggris, menyusul kekalahan The Three Lions dari Jerman dengan skor telak 1-4, di babak 16 besar di Bloemfontein, Minggu (27/6/2010).

Richard Williams dari Guardian mengatakan, kekalahan itu mengakhiri generasi emas, karena kapten Steven Gerrard dan Frank Lamaprd mungkin tidak akan lagi bermain di kompetisi internasional besar.

"Era yang dimulai pada sebuah malam yang panas di bulan Juni 12 tahun lalu di Prancis, dengan sebuah kilatan -- kecepatan lari Michael Owen mendobrak pertahanan Argentina -- dan segulung guntur kartu merah David Beckham -- akhirnya selesai," tulis dia.

"Generasi Emas telah mencair. Piala Dunia telah selesai, sejak awal memang sudah merupakan malapetaka," timpal John Dillon di Daily Express.

Penampilan Inggris di Afrika Selatan memang sangat jauh dari prediksi dan ekspektasi. Dengan dominasi Premier League, pelatih sekaliber Fabio Capello, serta hasil mentereng di babak kualifikasi dan pertandingan pemenasan, banyak kalangan menjagokan mereka untuk mencapai level tinggi di Piala Dunia tahun ini.

Akan tetapi, dari tiga pertandingan di babak grup Inggris hanya menang satu kali di laga terakhir melawan Slovenia. Mereka ditahan Amerika Serikat 1-1 dan Aljazair 0-0. Kekalahan dari Jerman pun sangat telak.

Kontroversi gol Frank Lampard di menit 39 yang tidak disahkan wasit, tentu saja dirasakan kesal oleh publik Inggris. Namun, menurut Matt Lawton dari Daily Mail, hal itu tidak menutupi betapa� buruknya permainan Wayne Rooney dkk.

"Inggris kacau balau. Sebuah tim yang secara taktik dan teknik tidak pada tempatnya. Sebuah tim dengan individu-individu berkualitas, begitu inferior menyakitkan di depan lawan-lawannya yang terlatih dengan baik."

Dalam artikelnya di Daily Star, Danny Fulbrook mengatakan, Fabio Capello tambah dipermalukan karena fans Inggris yang gusar sempat menyanyikan nama pelatih terdahulu, Sven Goran Eriksson, yang dua kali berturut-turut mengantarkan Inggris ke babak perempat final Piala Dunia. Menurut dia, Capello layak disalahkan.

Inggris tak pernah memenangi Piala Dunia maupun Piala Eropa sejak menjuarai Piala Dunia 1966 di tanahnya sendiri. Ada yang bilang, kontroversi gol di final melawan Jerman Barat kala itu menjadi kutukan, bahwa negara yang melahirkan sepakbola itu takkan pernah juara dunia lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar